Sabtu, 28 Juli 2012

Pemanfaatan mind mapping dalam bidang kepenulisan


Dunia sekitar kita berubah dengan sangat cepat. Begitu cepatnya sehingga hampir-hampir kita merasa selalu berada di daerah baru yang asing. Daerah baru ini membutuhkan pendekatan dan cara penyelesaian yang baru dalam menghadapi berbagai tantangan yang muncul. Alat utama kita untuk memasuki daerah baru ini adalah pikiran kita, imajinasi dan kreativitas kita.
Dalam rangka memahami pikiran, kita perlu peralatan yang bukan bagian dari pengalaman dan pendidikan standar kita selama ini. Kita perlu alat yang akan menembus batas dan membuka pikiran kita. Pemetaan-pikiran (mind mapping) adalah salah satu alat tersebut. Alat ini merupakan teknik untuk mengembangkan pendekatan berpikir yang lebih kreatif dan inovatif.
Manfaat awal mind mapping adalah untuk mencatat. Mind mapping menggusur metode lama outlining yang kaku dan kadang mengganggu kebebasan memunculkan ide-ide baru. Mind mapping selain mampu membebaskan seseorang yang ingin merekam informasi, juga membantu orang tersebut untuk mengait-ngaitkan informasi dengan dirinya dan sekaligus menjadikan diri tersebut kreatif.
Menurut Wycoff, ada delapan manfaat mind mapping untuk pengembangan diri. Pertama, dalam bidang penulisan. Kedua, di bidang manajemen projek. Ketiga, untuk memperkaya kegiatan brainstorming. Keempat, untuk mengefektifkan rapat. Kelima, menyusun daftar tugas. Keenam, melakukan presentasi yang dinamis. Ketujuh, membuat catatan yang memberdayakan diri. Kedelapan, untuk mengenali diri.
Tony Buzan, adalah ahli dalam mengeksplorasi otak. Buzan terinspirasi oleh komputer di tahun 1971 yang dilengkapi dengan manual pemakaian hingga ribuan lembar. Dia heran, mengapa otak manusia yang jauh lebih hebat tidak disertai manual penggunaan? Pada tahun 1970-an Buzan menciptakan metode mind map. Kemudian sejak 1975 bersama Michael J. Gelb mengembangkan mind mapping sebagai alat untuk melatih orang berpikir dengan lebih kreatif. Pada tahun 2005, buku Tony Buzan yang berjudul Buku Pintar Mind Mapping, terbitan Gramedia menjadi buku laris (Best Seller).
Bagaimanakah pemanfaatan mind mapping dalam bidang kepenulisan.
Ingin bisa menulis buku ?
Cobalah dengan menggunakan metode mind mapping.
Temuan metode ini memang cukup lama, tapi sepertinya masih relevan untuk kita gunakan sebagai praktik didalam dunia perbukuan dan kepenulisan. Termasuk ketika kita akan menulis sebuah artikel atau bisa jadi sebuah buku yang utuh. Di dunia kepenulisan, mind mapping membebaskan seseorang untuk bisa merekam informasi dengan jalan mengait-ngaitkan informasi dengan gagasan yang ada dalam dirinya sehingga memunculkan kreatifitas serta gagasan baru. Strategi yang demikian menggeser pola outlining (membuat outline) terlebih dahulu yang kurang memberikan kebebasan untuk mengaitkan informasi satu dengan lainnya.
Lebih jelasnya, bayangkan sebuah pohon dengan cabang-cabangnya. Pohon adalah gagasan utama kita, sedangkan cabang adalah sub-sub gagasan yang bisa kita munculkan. Tentu saja, cabang sangat terkait dengan referensi yang kita baca, pengalaman serta imajinasi. Gabungan dari beberapa point ini yang bisa menghasilkan sebuah gagasan utuh. Kelak akan berwujud menjadi sebuah artikel atau bahkan sebuah buku bisa dihasilkan.
Ada banyak petunjuk dalam membuat pemetaan-pikiran. Gordon Dryden dan Jeannette Vos, dalam The Learning Revolution, memberikan cara-cara yang simpel, imajinatif, dan memberdayakan.
Bayangkan sel-sel otak (neuron) kita seperti pohon, masing-masing menyimpan informasi yang berhubungan pada cabang-cabangnya.
Susunlah kembali poin-poin kunci, dari topik mana pun yang ingin kita keluarkan atau kita serap, di atas selembar kertas putih sebagaimana bentuk pohon (neuron) yang bercabang-cabang.
Mulailah dengan gagasan inti, biasanya dengan satu simbol, di tengah halaman, lalu gambarlah cabang-cabangnya menyebar di sekelilingnya. Contohnya: Jika kita memetapikirkan kota Yogyakarta, gunakan patung Tugu. .
Usahakan mencatat hanya satu kata atau simbol untuk setiap poin yang ingin kita ingat atau tampakkan, satu tema utama untuk setiap cabang.
Letakkan poin-poin yang berhubungan pada cabang utama yang sama, masing-masing membentuk subcabang.
Gunakan pensil atau spidol berwarna untuk topik-topik yang berhubungan.
Lukislah sebanyak mungkin gambar atau simbol.
Ketika kita melengkapi setiap cabang, lingkari dengan garis batas berwarna. Kembangkan terus setiap peta secara teratur. Ada kemungkinan cabang yang membesar dan banyak dapat kita pisahkan untuk menjadi peta-pikiran yang baru, dan seterusnya.
Apa manfaat mind mapping dalam kegiatan menulis?
Pertama, memberikan kebebasan hampir mutlak. Hambatan menulis yang paling besar adalah kurangnya rasa percaya diri. Lewat pemetaan-pikiran, kita didukung dan disemangati untuk mengalirkan apa pun yang ingin kita alirkan tanpa kemudian takut bahwa yang kita alirkan tersebut keliru. Kedua, memfungsikan secara sinergis kedua belahan otak. Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, dalam Quantum Learning, tulisan yang baik itu dihasilkan oleh dua belahan otak, otak kiri dan otak kanan. Pemetaan-pikiran membantu kita dalam menulis dengan menggunakan dua belahan otak tersebut. Ketiga, mendeteksi lebih dini apakah keinginan kita untuk menulis itu ada bahannya di dalam diri kita atau tidak. Kadang-kadang kita merasakan kita ingin (atau, malah, bisa) menulis suatu topik yang menarik. Namun, ternyata setelah kita mulai menulis dan dapat mengeluarkan beberapa kalimat berkaitan dengan topik yang ingin kita tulis, kita mengalami kemacetan. Kemacetan menulis kadang membuat kita frustrasi. Dengan pemetaan-pikiran, kita dapat mengecek dan mengeluarkan lebih dahulu apakah bahan yang hendak kita tulis itu memang tersimpan di dalam diri kita atau tidak. Keempat, memetakan jaringan pemikiran. Mungkin dahulu kita menggunakan teknik outlining (membuat outline) ketika mau menulis. Ternyata, teknik ini tidak mampu mengaitkan satu materi dengan materi yang lain. Menulis jadi lebih mudah dan mengalir. Kelima, membantu menulis secara kreatif. Seorang penulis mengartikan kreativitas sebagai sebuah daya-hebat yang dapat memunculkan hal-hal baru. Pemetaan-pikiran dapat membantu kita untuk mengeksplorasi keunikan diri kita. Keenam, membantu menulis secara cepat. Ketujuh, membantu menulis secara dalam dan bermakna. Lewat pemetaan-pikiran kita diajak untuk mengeksplorasi sampai sejauh-jauhnya apa yang disimpan oleh diri kita. Pemetaan-pikiran merangsang diri kita untuk mengeluarkan apa saja dan menggali secara sangat dalam diri kita.
Seharusnya hal tersebut dapat membuka mata dan pikiran kita bahwa metode mind mapping dalam bidang kepenulisan sangat membantu. Mind mapping membuat seorang penulis menjadi kaya akan ide-ide, membantu penulis mengaitkan informsi yang satu dengan yang lain, dan membantu penulis lebih cepat menuangkan ide-ide kreatifnya. Oleh karena itu, metode mind mapping diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan bagi para penulis, dalam kegiatan menulis baik menulis kreatif maupun penulisan ilmiah.


Thanks for Dian dan Yanti untuk artikel diatas...
(Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia dan Daerah, USD)

Tidak ada komentar: